Mendung Kelam Dunia Peternakan Indonesia

Beberapa hari yang lalu, Menteri Perdagangan membuat kebijakan mempermudah dan mempercepat proses impor sapi. Dilihat dari sisi konsumen, kebijakan tersebut pasti akan disambut dengan senyuman dan optimisme dapat mengkonsumsi daging dengan harga terjangkau. Di sisi lain, para peternak, khususnya peternak kecil pasti akan makin menjerit dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Peternak atau petani secara umum sampai saat ini masih belum menpunyai bargaining position yang tinggi dalam penentuan kebijakan kendati sudah mempunyai beberapa wadah organisasi seperti HKTI maupun KTNA. Kedua organisasi tersebut seakan-akan mandul, atau mungkin memang sudah dimandulkan oleh gemerlap kekuasaan dan politik di negeri ini. Kalangan akademisi dan LSM yang peduli di bidang pertanian pun hanya bisa bersuara. Suara mereka lantang, keras dan tajam serta logis, namun pemerintah seakan hanya mendengar saja atau bahkan tidak mau mendengar.
Kebijakan impor sapi jika dikaji dalam lingkup waktu sempit memang merupakan suatu solusi yang baik, namun untuk jangka panjang akan mematikan motivasi para peternak. Motivasi merupakan awal untuk mau berusaha di bidang peternakan. Pemerintah seharusnya terus membangkitkan motivasi para peternak untuk terus meningkatkan produksinya demi mencapai suatu keadaan dimana negara ini mempunyai kemandirian pangan.
Kemandirian pangan sangat penting dalam sistem pertahanan suatu negara. Dalam strategi perang, hal yang menjadi objek vital adalah pangan. Pangan akan dijaga dan dipertahankan jangan sampai rusak atau diambil musuh. Ketergantungan yang besar terhadap negara lain memunculkan kelemahan dan membuka celah munculnya intervensi.
Pengembangan peternakan selama ini masih belum komprehensif. Selama mata negara ini belum mau memandang peternakan sebagai emas ataupun berlian, niscaya peternakan negeri ini bisa maju dan jaya.

Comments

Popular posts from this blog

KULONPROGO THE JEWEL OF JAVA

Ingkang Sepisan

Kandidat Orang Nomor Satu di Kulon Progo