SDM PENGHAFAL
Menilik sistem pendidikan di Indonesia saat ini, pasti kita akan merasa sangat prihatin. Berbagai masalah selalu muncul di dunia pendidikan Indonesia. Sampai saat ini stake holder pendidikan Indonesia masih berkutak dengan retorika-retorika dan juga perdebatan yang saling menyalahkan tanpa solusi yang tepat. Melalui tulisan ini saya ingin melontarkan sedikit ide atau gagasan yang mungkin bisa dianggap mudah namun bisa sangat sulit untuk diimplementasikan di dunia pendidikan.
Sistem pembelajaran yang saat ini masih diterapkan di sebagian besar sekolah-sekolah di Indonesia belum mampu mendorong anak didik untuk berpikir dengan pola yang benar. Ada satu hal yang mungkin belum tersampaikan kepada para anak didik, yaitu menanamkan sebuah kata yang penuh makna : "MENGAPA". Kata tersebuat terlihat sangat sederhana, namun apabila dalam otak anak-anak Indonesia telah tertanam kata MENGAPA, bisa dipastikan akan banyak para ilmuwan dan analis handal akan lahir dari negeri ini.
Sejak lahir, manusia sudah mempunyai modal ingin tahu, seorang anak kecil akan selalu bertanya tentang hal-hal baru yang dilihatnya. Rasa ingin tahu itu akan makin tinggi dengan meningkatnya umur. Akan tetapi begitu masuk pendidikan formal, modal yang telah ada itu tidak dipupuk dan dikembangkan. Penekanan di sistem pendidikan Indonesia masih terbatas pada pertanyaan: SIAPA dan KAPAN. Dua pendekatan pertanyaan itu hanya menekankan pada hafalan semata, belum masuk ke tingkat yang lebih tinggi. Akibat dari kesalahan tersebut, maka output dari lembaga-lembaga pendidikan di indonesia hanya menghasilkan SDM penghafal.
SDM penghafal sudah terlanjur banyak di negeri ini. Untuk menjadi negara yang maju, salah satunya dibutuhkan manusia yang mempunyai intelektualitas. Intelektualitas berawal dari rasa ingin tahu. Pendidik mempunyai tugas untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa keingintahuan tersebut. Rasa ingin tahu akan meningkatkan gairah belajar. Hal ini yang sampai sekarang belum banyak dilakukan oleh para pendidik di Indonesia.
Konsekuensi dari keingintahuan anak didik yang tinggi memerlukan kemampuan intelektual dan wawasan luas dari guru/pendidik. Dua hal tersebut harus bisa berjalan beriringan sehingga kualitas anak didik dan pendidik akan semakin meningkat.
Comments
Post a Comment